
Gangguan makan yang dialami oleh seorang perempuan ternyata bisa memiliki dampak yang cukup buruk. Selain bertubuh kurus ia juga harus berjuang ekstra agar bisa hamil.
Tim peneliti dari King College London dan University College London yang dilaporkan dalam BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology menuturkan bahwa perempuan dengan gangguan makan 2 kali lebih mungkin membutuhkan perawatan kesuburan dan butuh dukungan ekstra selama dan setelah kehamilan.
Penelitian tersebut menemukan bahwa 39,5% dari wanita dengan gangguan makan membutuhkan waktu lebih lama dari enam bulan untuk hamil. Gangguan makan tersebut seperti bulimia (memuntahkan kembali makanan setelah ditelan) dan anoreksia (rendahnya nafsu makan yang menyebabkan turunnya berat badan).
Selain itu ia cenderung lebih membutuhkan perawatan kesuburan yaitu sekitar 6,2 persen dibandingkan dengan populasi umum yang hanya 2,7 persen. Namun, yang mengejutkan beberapa kehamilan pada kelompok perempuan yang mengalami anoreksia ternyata tidak direncanakan.
"Penelitian ini menyoroti bahwa ada risiko kesuburan yang terkait dengan gangguan makan. Namun, tingginya tingkat kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita dengan riwayat anoreksia menunjukkan bahwa perempuan tersebut mungkin meremehkan kesempatan mereka untuk hamil," ujar Peneliti utama Dr Abigail Paskah dari Institute of Psychiatry di King College, seperti dikutip dari BBC, Rabu (3/8/2011).
Dr Paskah menuturkan kehamilan bisa menjadi masa yang sulit bagi wanita dengan gangguan makan. Ia menambahkan perempuan yang merencanakan kehamilan, idealnya harus mencari pengobatan untuk gejala gangguan makan dan profesional kesehatan harus menyadari gangguan makan tersebut ketika memeriksa kesuburan.
Studi ini melibatkan lebih dari 11.000 wanita di daerah Bristol yang berpartisipasi dalam studi jangka panjang untuk melacak kesehatan ibu dan anak-anaknya. Para wanita tersebut ditanyai tentang riwayat gangguan makannya dan sikap terhadap kehamilannya selama paruh pertama kehamilan.
"Gangguan makan adalah penyakit yang sangat serius, sebab merampas nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Konsekuensi kesehatannya akan berpengaruh dalam jangka panjang," ujar Maria George dari yayasan gangguan makan Beat.